Pada bulan Juli 1928, pemerintah Kota Probolinggo mempergunakan air minum untuk kebutuhan daerahnya dengan mengambil air dari sumber sejenis Ranu / Telaga di Desa Ronggojalu (daerah wilayah Kabupaten Probolinggo kurang lebih 15 km dari pusat kota kearah selatan). Dialirkannya memakai pipa yang besarnya berdiameter 200 mm (pipa utama) dan dengan kekuatan tenaga mesin diesel kurang lebih 20 PK air tersebut dinaikkan ke menara air setinggi 40m2 sedang kapasitas menara yakni tangki atas berisikan 135 m3. Pada tahun 1949 mesin penggerak pompa air kedua-duanya diganti baru dengan kekuatan tenaga yang lebih tinggi yakni 27 PK, dan pada tahun 1954 ditambah lagi mesin baru dengan kapasitas 35 PK.
Selanjutnya dengan meningkatkan jumlah konsumen pada tahun 1978 semua peralatan baik mesin maupun pipa-pipa utama ditambah dan sekaligus membuka jalur-jalur baru keseluruh pelosok jaringan kota, dan karena semakin meningkatnya jumlah konsumen pada tahun 1993 menara air yang terletak di Jl. Panglima Sudirman (perempatan Randu Pangger pojok barat selatan) yang dulunya berfungsi sebagai pusat penampungan air sebelum didistribusikan ke konsumen tidak difungsikan lagi mengingat kapasitas tangki menara sudah tidak mencukupi lagi sehingga air yang diproduksi di pusat produksi Desa Ronggojalu langsung didistribusikan ke konsumen.
Komentar
Posting Komentar